This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, March 30, 2011

Fakta-fakta Sejarah Penemuan Sains Dan Teknologi Islam Yang Disembunyikan Barat

Saturday, March 26, 2011

60 Jenazah Korban Tsunami Jepang Dikubur Massal


Jakarta - Suasana sedih menyelimuti penguburan 60 korban bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang beberapa waktu lalu. Puluhan jenazah itu dimasukkan ke dalam peti mati yang terbuat dari kayu sederhana kemudian dikuburkan bersama di kota Higashimatushima, Jepang.

Penguburan masal sudah dilakukan sejak hari Selasa (22/3) lalu dan hingga kini sebanyak 60 mayat telah dikebumikan di tanah lapang seluas 50 meter.

Seperti dilansir news.com.au, Kamis (24/3/2011), masyarakat Jepang sebetulnya mempunyai kebiasaan mengkremasi jenazah anggota keluarga mereka. Namun dalam kondisi darurat, pemerintah Jepang akhirnya mengambil langkah untuk menjadikan kuburan massal sebagai tempat istirahat terakhir bagi para korban.

"Pada krematorium lokal, kita hanya bisa mengkremasi 6 mayat sehari dan itu tidak cukup untuk situasi yang kita hadapi saat ini," kata salah satu pejabat daerah setempat, Hatsuhiro Kono.

Meski begitu, rencananya keluarga korban dipersilakan untuk mengambil jenazah untuk dikremasi. Tidak jelas apakah ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau mungkin bertahun.

Prosesi pemakaman di Jepang sendiri termasuk rumit karena upacaranya dilakukan dengan menggabungkan agama dan tradisi yang mereka yakini. Jenazah diatur dengan kepala menghadap ke arah utara. Mereka lalu membakar dupa kemudian mendatangkan rahib untuk membacakan doa. Setelah itu jenazah dikremasi.

Keluarga pun dipersilakan mengambil fragmen tulang belakang dengan menggunakan sumpit untuk meletakkannya ke dalam guci. Guci tersebut lalu disimpan di rumah selama beberapa minggu sebelum akhirnya ditaruh di sebuah kuburan.

Kono mengatakan ada 400 mayat lagi yang akan dikuburkan. Pemerintah setempat kini sedang mempersiapkan kuburan massal yang bisa menampung hingga 1.000 mayat.

Pihak berwenang di Higashimatsushima menegaskan hanya akan menguburkan jenazah yang telah diindentifikasi secara positif. Meski begitu sampel DNA jenazah tetap diambil untuk berjaga-jaga bila suatu saat nanti keluarga korban mengklaim padahal jenazah telah dikuburkan.

Peti mati yang terbungkus kain putih itu diletakkan ke dalam kuburan oleh anggota Angkatan Bersenjata Jepang. Mereka menggunakan masker wajah dan memberi hormat setiap kali peti mayat diturunkan ke dalam kuburan.

Bagian atas peti mati dibuka sementara untuk mengizinkan anggota keluarga melihat untuk terakhir kalinya. Para pengantar jenazah yang berjumlah sekitar 100 orang itu kemudian mengucapkan selamat tinggal sambil menangis. Beberapa diantaranya menyelipkan cinderamata ke dalam peti mati sebelum ditutup. Setelah itu, para angkatan bersenjata memasangkan nisan kayu bertuliskan setiap nama dari jenazah yang dikuburkan.

Saat ini, upaya pencarian korban yang masih hidup dialihkan untuk pencarian jenazah di sepanjang pantai timur laut Jepang. Para ahli mengatakan sebagian harta milik korban mungkin tidak akan kembali mengingat betapa dahsayat gelombang besar yang melanda negeri Sakura tersebut.



Saturday, March 19, 2011

Tsunami Jepang Dikatakan Aneh Terlihat dari Peta NOAA

Tsunami Jepang Dikatakan Aneh Terlihat dari Peta NOAA







Reuters/Boston
Banyak orang Asia, terutama Aceh, Srilanka, Thailand dan Bangladesh, terbangkitkan lagi ingatan akan dahsyatnya tsunami 2004 lalu, begitu menyaksikan tayangan video betapa dahsyat dan mematikannya gempa dan tsunami di Jepang Jumat (11/3/2011).

Jumlah korban tewas yang sudah dipastikan mencapai seribuan lebih, karena sampai saat ini masih banyak warga Jeoang yang belum diketemukan, selain menelan korban jiwa juga merusak segala bangunan, perekonomian, pendidikan dan segala bidang termasuk transpotasi.

Pada satu pertemuan di pusat tanggap darurat, Sabtu ini, Edano mengatakan, "Ini adalah gempa bumi terbesar sejak Era Meiji, dan diyakini lebih dari 1.000 orang telah kehilangan nyawanya," Kepala Sekretaris Kabinet Yukio Edano, Sabtu malam (12/3/2011).

Tak hanya itu, peristiwa tsunami yang terjadi setelah gempa, banyak yang mengatakn peristiwa tersebut aneh, sebab selain menimbulkan pusaran air dipusat gempa, juga air yang menjalar tidak seperti biasanya tsunami.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) sendiri merilis foto spektrum saat detik-detik air tsunami menjalar ke belahan dunia dengan gambar yang cukup aneh.(Wek)


http://www.berita8.com/read/2011/03/13/24/39767/Tsunami-Jepang-Dikatakan-Aneh-Terlihat-dari-Peta-NOAA

Wednesday, March 16, 2011

Gempa dan Tsunami di Jepang (Hikmah)



Sahabat semuanya, ini adalah sebuah pesan yang tentunya harus kita baca. Coba kita sedikit kaji, mudah-mudahan ada manfaatnya, khususnya bagi saya dan untuk Anda sekalian pada umunya. pendapat orang tentang terjadinya gempa ada beberapa versi. Ada yang menyatakan gempa merupakan peristiwa yang bersifat alami yang tak ada kaitannya dengan agama. Sebagian lain menyatakan bahwa gempa merupakan ketentuan dan takdir Allah yang tidak ada kaitannya dengan dosa. Ada lagi yang menyatakan bahwa gempa merupakan kejadian untuk membuat takut manusia dan tak ada kaitannya dengan dosa. Namun ada juga yang menyatakan bahwa gempa terjadi disebabkan oleh dosa manusia. Ada kah pernyataan yang lainnya?? Silakan tulis di komentar!!!
Jawabannya adalah gempa terjadi untuk membuat takut manusia yang masih hidup untuk menciptakan rasa takut (mengingatkan supaya sadar dan kembali kepada kebenaran) dan terjadinya atas qada dan qadar Allah swt. Kita lihat dalam Al Quran surat al Israa’ ayat 58 dan 59 berikut:
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu Telah tertulis di dalam Kitab (Lauh mahfuzh). Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan kami), melainkan Karena tanda-tanda itu Telah didustakan oleh orang-orang dahulu. dan Telah kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. dan kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.
Bercermin dari ayat di atas, jelaslah bahwa Allah telah memberikan tanda-tanda kekuasaanNya, dan tiada satupun yang mampu menghalangi kehendak Allah. Lihatlah… Jepang yang terkenal dengan teknologinya seantero dunia, ketika Allah berkehendak semuanya terpaku tak bisa apa-apa. Kalo kata temen2 saya di fesbuk, “Doraemon, Naruto, Kamen Rider, Ultraman, Sailormon, Conan, Shinchan, Power Ranger, (dan tokoh lainnya) apa kalian sudah menyelamatkan diri… Kalian selamat gak, gimana kabarnya kalian?? Kenapa mereka tidak berkutik pada saat terjadi Gempa dan Tsunami??”; Seperti itulah kira-kira gambarannya.
Kemudian yang perlu kita contoh adalah kesigapan pemerintah Jepang dalam menangani bencana ini yang konon terbesar di Jepang dalam beberapa dekade. Ya semoga saja pemerintah kita bisa belajar dari kejadian ini



http://arunals.wordpress.com/2011/03/15/hikmah-di-balik-bencana-gempa-dan-tsunami-di-jepang/

Tuesday, March 8, 2011

Radiasi Ponsel Tingkatkan Aktivitas Otak

Radiasi Ponsel Tingkatkan Aktivitas Otak

Hidayatullah.com--Apakah anda termasuk yang sering menggunakan handhphone dalam waktu relatif lama? Berhati hatilah. Sebuah studi terbaru, yang meneliti hubungan antara radiasi ponsel dengan otak, menemukan bahwa intensitas menelpon dapat mempengaruhi aktivitas sel otak.

Terutama jika sampai menghabiskan hingga 50 menit tanpa henti dengan posisi ponsel menempel terus di kuping. Para peneliti dari National Institutes of Health (NIH) menemukan bahwa area otak yang paling terpengaruh adalah pada bagian yang paling dekat dengan antena ponsel.

Namun seperti dilansir Reuters (22/2), para peneliti yang mengungkap temuan mereka Selasa kemarin ini belum bisa memastikan apakah gejala tersebut dapat berbahaya dan berdampak pada perkembangan kanker di otak.

Tim periset mempelajari 47 orang yang sehat antara bulan Januari dan Desember 2009, memantau aktivitas sel otak mereka dengan teknik gambar canggih disebut Positron Emission Tomography (PET). Pemindaian otak menunjukkan kepada tim periset secara persis bagaimana neuron menggunakan atau memetabolisme glukosa atau gula untuk menghasilkan energi.

Selagi otak mereka dipindai, para relawan dalam studi itu menaruh ponsel di telinga kanan dan kiri mereka. Salah satu ponselnya diaktifkan tetapi suaranya dimatikan selama hampir satu jam, sementara ponsel yang lainnya dimatikan.

Dalam tahap kedua eksperimen, gambar PET otak para peserta studi diperoleh ketika mereka telah mematikan ponsel yang ditempatkan dekat kedua telinga mereka.

Studi ini menemukan bahwa metabolisme glukosa, sebuah penanda aktivitas sel otak, tujuh persen lebih tinggi di bagian otak yang terdekat dengan antena ponsel.

Dr Nora Volkow, direktur Institut Nasional Amerika bagi Penyalahgunaan Obat dan ketua studi tersebut mengatakan peningkatan metabolisme glukosa sesuai dengan gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh ponsel yang diaktifkan.

"Yang diriset dalam studi ini adalah perlunya mempelajari ada tidaknya konsekuensi jangka panjang akibat pemaparan ‘radiasi elektromagnetik’ berulang-kali selama bertahun-tahun,” ujar Volkow.

Volkow mengemukakan bahwa para dokter kini menggunakan terapi electroconvulsive atau kejut listrik, dan stimulasi magnetik transkranial, yang juga menciptakan medan elektromagnetik, untuk mengobati orang yang depresi yang tidak bisa sembuh dengan obat dan psikoterapi.

Volkow mengatakan kedua terapi menghasilkan medan elektromagnetik yang kekuatannya berlipat lipat dibanding dengan yang dihasilkan ponsel. "Maksud saya, saya akan sangat kaget dan saya tidak akan khawatir bahwa terpapar ponsel selama 50 menit bisa mencelakakan seseorang," kata Volkow.

Studi terbaru tentang dampak biologis penggunaan ponsel ini dimuat dalam Journal of the American Medical Association.

Sejak dikenalkan secara luas pada 1980 an, penggunaan ponsel memang terus meningkat dramatis. Tercatat sekitar 5 milyar telpon genggam kini digunakan di seluruh dunia.*
Sumber : rtr/voan
Rep: Administrator
Red: Cholis Akbar

Monday, March 7, 2011

Rahasia kecerdasan ulama-ulama terdahulu

Rahasia kecerdasan ulama-ulama terdahulu

Antara Axon, Dendrite dan Cahaya Allah

Written by Ust. H. Arsil Ibrahim MA



Sel-sel otak manusia berjumlah sekitar 100 milyar. Banyaknya jumlah sel tersebut tidak berarti apa-apa, sebab yang menjadi ukuran kepintaran dan kebijaksanaan seorang manusia adalah sebanyak mana terjadinya interaksi arus listrik (electrical impulses) antara axon pada satu sel otak dengan dendrite pada sel otak yang lain. (Lam Peng Kwan & Eric Y K Lam, 2003). Studi empiris membuktikan bahwa dari 100 milyar sel-sel otak itu, kapasitas interaksi arus listrik dalam rata-rata otak seorang manusia modern hanya berkisar antara 6 sampai 8% saja. Sedangkan sisa 92% lagi dari 100 milyar sel-sel otak adalah daerah gelap dan terbiar bagaikan rimba belantara yang tidak pernah dijelajahi. Itu sebabnya banyak ungkapan yang menggambarkan otak manusia sebagai raksasa yang tidur atau wilayah terbesar dunia yang belum dijelajahi. (Collin Rose & Malcolm J.Nicholl, 1997).

Jika manusia modern menamakan interaksi arus listrik antar sel otak itu dengan istilah electrical impulse yang bergerak dari satu axon ke dendrite, ratusan tahun yang lalu Imam Syafi’i dan gurunya Imam Waki’ ‘mengistilahkannya’ sebagai Nurullah (Cahaya Allah). Beliau dan gurunya Imam Waki’ berkeyakinan bahwa dasar daripada pemahaman dan penyerapan yang kuat terhadap ilmu pengetahuan adalah cahaya Allah yang menerangi hati dan pemikiran. Dalam sinergi pemahaman yang sederhana bisa disimpulkan bahwa prosentase electrical impulse pada sel-sel otak manusia dapat dilejitkan dengan cara meningkatkan kapasitas cahaya Allah dalam hati dan pemikiran.

Sebuah riwayat menceritakan bahwa Imam Syafi’i pernah mengadu kepada gurunya tentang kesukarannya dalam menghafal ilmu pengetahuan. Maka gurunya Imam Waki’ menasehatinya untuk mensucikan diri dengan meninggalkan kemaksiatan. Beliau juga berpesan demikian, "Ilmu pengetahuan itu adalah cahaya Allah. Dan cahaya Allah tidak akan menyinari hati orang yang berbuat maksiat." Setelah menjalankan pesan gurunya itu tingkat kepahaman dan hafalan Imam Syafi’i terpacu secara luar biasa. Beliau dapat mengingat hampir seluruh huruf pada buku yang dibacanya atau seluruh perkataan pada ceramah yang didengarnya.

Orang yang diterangi Allah hati dan pemikirannya digelari al-Quran sebagai Ulil Albab. Perkataan Albab adalah bentuk plural dari Lubb yang salah satu maknanya adalah akal. Maka Ulil Albab bermaksud orang-orang yang memiliki kemampuan akal yang tinggi (Ibrahim Anis, 1972). Sebutlah nama-nama ulama besar seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Taymia, Ibnu Khaldun dan lain-lain. Dengan mengimbas ‘cahaya Allah’ yang timbul dari ketakwaan, akal mereka begitu tercerahkan (enlighted) dan berhasil menemukan fenomena-fenomena alam semesta. Penemuan mereka bahkan masih menjadi sumber inspirasi dalam dunia ilmu pengetahuan hingga hari ini. Satu-satunya cara yang mereka contohkan agar ‘cahaya Allah’ berperan dalam memacu kekuatan arus listrik pada sel-sel otak adalah dengan meningkatkan ketakwaan dan meninggalkan kemaksiatan. Firman Allah:

"Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kamu ilmu, dan Allah Maha Mengetahui akan segala sesuatu." (Al-Baqarah: 282)

Ayat di atas merupakan rumus yang jelas dan tegas betapa solusi utama yang paling efisien untuk mengeluarkan umat Islam dari kemunduran pemikiran, ketumpulan analisa dan kelemahan ilmu pengetahuan adalah dengan mengkilapkan kembali cahaya ketakwaan dalam sanubari mereka. Inilah cara yang dicontohkan para ulama terdahulu untuk melejitkan interaksi arus listrik (electrical impulse) antara axon dengan dendrite dalam otak.

Lebih menarik lagi untuk disimak sebuah kajian empiris yang dilakukan oleh peneliti ahli dalam bidang neuropsikologi, Michael Persinger dan V.S. Ramachandran. Mereka berdua menemukan adanya ‘Titik Tuhan’ (God Spot) dalam belantara otak manusia. Lebih rinci lagi mereka menyebutkan bahwa ada sebuah area di sekitar lobus temporal otak yang bersinar saat seseorang diajak untuk berdiskusi dan merenungkan hal-hal yang bersifat keTuhanan. Area tersebut juga menunjukkan peningkatan aktivitas saat seseorang menerima wejangan rohani atau renungan keTuhanan.(Martin, Anthony Dio 2003) Seakan-akan sudah ada suatu mekanisme khusus dalam diri (otak) manusia untuk berhubungan dengan Pencipta alam semesta. Dan sesungguhnya ‘hubungan’ (atau lazim disebut dalam Islam dengan ibadah) itulah yang meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia dan melejitkan kemampuan akalnya.

Kita sama-sama memahami bahwa ilmu pengetahuan terhasil dari kumpulan pengalaman lima panca indra manusia (penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba). Seluruh apa yang dialami oleh lima indra tersebut berupa rangsangan pengalaman (impulse) diterima oleh saraf penerimaan (receptor neurone) untuk selanjutnya dianalisa oleh saraf sensor (sensory neurone). Kesemua proses ini terjadi dengan adanya interaksi arus listrik dalam sel-sel otak sehingga manusia mampu membentuk suatu kesimpulan (analisa) atau melakukan respon fisik (motoric neurone).

Sebesar mana proses interaksi arus listrik dalam otak manusia yang terjadi akibat pengalaman lima indra itu, sebesar itu pulalah daya penyerapan pengetahuan dalam otak. Maka wajarlah jika timbul perbedaan sudut pandang antara manusia yang cerdas (yang memiliki kapasitas besar pada interaksi arus listrik pada sel-sel otaknya) dengan orang awam (yang memiliki kapasitas kecil pada interaksi arus listrik pada sel-sel otaknya). Terutama dalam kemampuan menganalisa apa yang dilihat, dirasa, dan didengarnya. Firman Allah SWT:

"Perbandingan dua golongan itu seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Apakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?" (Surah Hud 11: 24)

Ayat di atas mengesahkan fungsi panca indra sebagai sarana penyerap ilmu pengetahuan. Tentu yang dimaksud dengan pendengaran dan penglihatan di sini bukanlah alat indra mata atau telinga yang dimiliki oleh semua orang secara sama. Tetapi kadar kemampuan sel-sel otak dalam menganalisa pengetahuan yang dideteksi oleh indra-indra tersebut.

Jika kita yakin dengan firman Allah di atas dan percaya dengan penemuan pakar Neuropsikologi tentang ‘God Spot’, maka tentulah kita berkesimpulan bahwa pencapaian manusia dalam melejitkan kemampuan sel-sel otak sangat tergantung kepada sebanyak mana ia menyerap cahaya Allah dalam dirinya. Pada hadits Qudsi berikut dapat kita pahami betapa sebenarnya kekuatan intelektual para ulama zaman silam ternyata bertapak pada kekuatan spritual mereka dalam menambah cahaya Allah dalam diri. Rasulullah SAW bersabda, Allah SWt berfirman dalam hadits Qudsi:

"Jika HambaKu senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan melakukan hal-hal yang Sunnah, maka ia akan kucintai (Dan jika demikian) maka Akulah yang menjadi pendengaran yang ia mendengar dengannya, Aku menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya, Aku menjadi lidah yang ia bertutur dengannya dan Aku menjadi akal yang ia berfikir dengannya. Jika ia berdoa kepadaku niscaya Aku perkenankan. Jika ia meminta kepadaku niscaya Aku kurniakan. Dan jika ia memohon pertolongan kepadaKu pasti Aku tolong. Ibadahnya yang paling Aku cintai adalah kewajiban yang ditunaikannya untukKu" (Hadits Qudsi Riwayat at-Thabrani dalam kitab al-Kabir yang bersumber dari Abu Umamah)

Jelas sekali diilustrasikan dalam hadits Qudsi di atas betapa seorang hamba yang banyak melakukan ibadah Nawafil (sunnah) akan memiliki kekuatan ekstra pada penglihatan, pendengaran, karya tangan dan gerakan kaki. Bayangkanlah para ulama zaman silam yang sudah terbentuk kekuatan penglihatan, pendengaran, pembicaraan dan pemikirannya dengan cahaya-cahaya Allah. Semua interaksi panca indranya teramat kuat karena mengambil imbasan kekuatan Allah. Seluruh hasil bacaannya, hasil pengamatannya, hasil pendengarannya, hasil karya fikirnya diproses oleh sel-sel otak dengan menggunakan kekuatan cahaya Allah.

Rangkuman dari semua kekuatan itulah yang membentuk peribadi-peribadi yang unggul dalam bidang apapun yang ditekuninya. Jika ia seorang pelayar maka ia menjadi pakar ilmu pelayaran yang unggul (Vasco da Gama; tidak akan pernah menjadi manusia Eropa pertama yang sampai ke India dan Nusantara jika bukan karena menyandera pakar pelayaran Muslim bernama Ibnu Majid yang pada saat itu sudah mengarang tiga kitab ilmu pelayaran), jika ia menekuni bidang kedokteran maka ia menjadi dokter yang tiada tanding (Ibnu Sina dengan The Canon of Medicine nya masih menyisakan sisi sisi keilmuan medika yang dikaji hingga hari ini), jika ia menjadi pakar matematik maka ia mampu mengungkapkan misteri angka dan bentuk yang tidak habis digali sepanjang zaman (Trilogi dunia matematika; Al-Jabar, Aritmatika dan Logaritma ternyata ditemukan oleh al-Khawarizmi) dan jika ia menjadi negarawan maka ia menjadi tumpuan kecintaan rakyat karena membawa kesejahteraan yang tiada tara dalam sejarah bangsanya (Umar bin Abdul Aziz menjadikan rakyatnya sejahtera sehingga tidak ada lagi orang yang memerlukan bantuan).

Penulis teringat dengan kata-kata keramat yang ditoreh oleh Imam Malik pada kulit kitabnya yang monumental; al-Muwattha’, "Tidak akan sukses generasi akhir dari umat ini, melainkan mereka mengadopsi cara-cara dan tradisi yang telah mensukseskan generasi pertama."

Kita yang hidup pada akhir zaman ini tidak perlu lagi melakukan proses ‘try and error’ dalam menciptakan keunggulan sumberdaya manusia. Tumpuan pencarian yang benar adalah pada meningkatkan serapan cahaya Allah sebanyak mungkin, yang dengan mudah kita dapati melalui ibadah-ibadah Sunnah seperti melantunkan al-Quran yang merupakan kalam Ilahi, terdiam dalam sujud-sujud tahajud yang panjang, shalat-shalat sunnah (Dhuha rawatib, dll), puasa-puasa sunnah (Senin, Kamis, puasa Asyura’, puasa Arafah, dll) serta ibadah-ibadah sunnah lainnya yang dapat menaikkan derajat kita menjadi orang yang dicintai Allah. Ingatlah betapa hadits di atas menerangkan bahwa jika Allah telah mencintai seseorang maka orang itu dapat melihat, mendengar, berbicara dan berfikir dengan kekuatan dan cahaya Allah. Inilah inti daripada kecerdasan spritual (Spiritual Quotient) yang merupakan motor penggerak terhadap kecerdasan intelektual (Intelectual Quotient) dan kecerdasan emosional (Emotional Quotient)



dikutip dari milis daarut-tauhiid@yahoogroups.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More